Di awal musim kemarau 2019, telah terjadi banyak kebakaran yang melibatkan pasar tradisional di Indonesia. Di Bandung saja, ada 5 pasar tradisional yang mengalami kebakaran, seperti Pasar Ujungberung, Pasar Kosambi, Pasar Gedebage, Pasar Kiaracondong, dan Pasar Sederhana. Di kota lain pun nasibnya serupa, misal di Pasar Manonda Kota Palu (sumber: Koran Pikiran Rakyat 6 Juli 2019 dan https://sultengterkini.com). Setidaknya, keberadaan pasar tradisional di dua kota tersebut menjadi gambaran memang begitu adanya kondisi pasar tradisional secara umum di Indonesia.
Akar Masalah
Kebakaran yang terjadi pada banyak pasar tradisional di Indonesia umumnya diakibatkan korsleting listrik. Potensi korsleting listrik semakin besar karena didukung:
- Instalasi listrik yang sudah usang dan tidak dirawat secara berkala oleh ahlinya. Dengan demikian kabel terkelupas penyebab awal korsleting sulit terdeteksi
- Gigitan tikus terhadap kabel listrik yang usang (kabel zaman dulu tipis & belum ada pengaman dari gigitan tikus seperti kabel zaman sekarang)
- Pemasangan listrik tambahan oleh pedagang yang kurang mengerti kelistrikan (belajar otodidak) untuk kepentingan pribadi justru memperburuk kualitas instalasi listrik
- Perilaku oknum warga seperti membuang rokok sembarangan, padahal masih menyala, hal tersebut dikhawatirkan dapat merembet cepat ke benda yang mudah terbakar
- Cuaca. Potensi kebakaran saat musim kemarau lebih tinggi dari musim penghujan. Hal ini akibat panas terik matahari, tiupan angin kencang, dan keterbatasan air berpotensi meningkatkan risiko kebakaran saat terjadi korsleting listrik. Belum lagi sampah daun kering yang berserakan, baik di halaman maupun di atap pasar menjadi perantara yang baik bagi apiπ±.
Akar Masalah
Kebakaran yang terjadi pada banyak pasar tradisional di Indonesia umumnya diakibatkan korsleting listrik. Potensi korsleting listrik semakin besar karena didukung:
- Instalasi listrik yang sudah usang dan tidak dirawat secara berkala oleh ahlinya. Dengan demikian kabel terkelupas penyebab awal korsleting sulit terdeteksi
- Gigitan tikus terhadap kabel listrik yang usang (kabel zaman dulu tipis & belum ada pengaman dari gigitan tikus seperti kabel zaman sekarang)
- Pemasangan listrik tambahan oleh pedagang yang kurang mengerti kelistrikan (belajar otodidak) untuk kepentingan pribadi justru memperburuk kualitas instalasi listrik
- Perilaku oknum warga seperti membuang rokok sembarangan, padahal masih menyala, hal tersebut dikhawatirkan dapat merembet cepat ke benda yang mudah terbakar
- Cuaca. Potensi kebakaran saat musim kemarau lebih tinggi dari musim penghujan. Hal ini akibat panas terik matahari, tiupan angin kencang, dan keterbatasan air berpotensi meningkatkan risiko kebakaran saat terjadi korsleting listrik. Belum lagi sampah daun kering yang berserakan, baik di halaman maupun di atap pasar menjadi perantara yang baik bagi apiπ±.
Instalasi Listrik Pasar Tradisional yang Kacau Balau. Dari Segi Estetika pun Tidak Enak Dilihat. Sumber: sigap88news.com |
Solusi
1. Semua pemangku kepentingan (stakeholder), mulai dari pedagang pasar, pengelola pasar, PLN, pemerintah setempat, petugas kebersihan pasar, petugas pemadam kebakaran, bahkan konsumen langganan pasar harus mulai peduli tentang keamanan listrik pasar. Dalam hal ini:
- Pedagang pasar harus diberikan pelatihan khusus tentang kelistrikan sehingga tidak asal memasang listrik tambahan dan ikut memlihara instalasi listrik. Di samping itu, pedagang pasar harus mengetahui SOP dan jalur evakuasi saat terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukan malah ikut-ikutan panik bersama konsumenπ
- Pasar wajib memilki APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan saat darurat bisa dioperasikan oleh pedagang terdekat. Banyak keluhan APAR sudah tersedia tapi hilang dicuri orang. Untuk itu, perlu pengamanan yang lebih baik untuk APAR. Misal, APAR (ukuran kecil) menjadi standar peralatan yang harus dimiliki setiap pemilik kios. Sehingga, ada kesadaran juga dari pemilik kios untuk merawat APAR dan tentu saja bisa mengoperasikannya saat darurat
- Pengawasan terhadap instalasi listrik dan penggunaan listrik pasar wajib dilakukan oleh pengelola pasar dan PLN. Perlu diperiksa kualitas kabel listrik dan penggunaan beban listrik apakah ada beban listrik tambahan?
- Pemeriksaan berkala instalasi listrik pasar oleh PLN
- Pemerintah setempat harus mengevaluasi izin kelayakan pembangunan pasar, tata ruang, jalur evakuasi, SOP jika terjadi korsleting dan kebakaran, serta akses jalan di sekitar pasar, sehingga tidak menjadi masalah baru bagi petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran di pasar. Ini yang dirasa masih kurang
- Petugas kebersihan pasar harus mewaspadai dan membersihkan sampah kering yang berserakan di sekitar pasar bahkan di atap pasar. Karena sampah tersebut menjadi perantara yang baik bagi api jika terjadi korsleting. Di samping itu juga puntung rokok yang masih menyala, korek api, parfum, dan barang yang bisa menimbulkan percikan api lainnya
- Pemadam kebakaran juga harus mempelajari peta rawan kebakaran pasar, termasuk akses, waktu tempuh, dan ketersedian air
- Konsumen langganan pasar juga harus ikut peduli dan mengamati keadaan pasar langganannya. Hal ini menjadi kontrol sosial yang ampuh bagi pasar itu sendiri.
2. Instalasi listrik idealnya harus diganti tiap 20 tahun
- Hal utama yang harus diperhatikan adalah kabel yang sudah terkelupas. Bagaimanapun jenis kabel zaman dulu cenderung tipis, rawan terkelupas (terutama akibat gigitan tikus). Berbeda dengan kabel zaman sekarang yang sudah tebal, berlapis, dan memiliki zat anti gigitan tikus. Membiarkan kabel terkelupas berarti menunggu terjadinya korsleting listrik akibat kontak langsung dengan air misalnya
- Hindari pemakaian kabel bertumpuk pada satu sumber listrik untuk meminimalisir korsleting listrik
- Untuk pengecekan instalasi listrik idealnya dilakukan tiap tahun
- Perangkat yang digunakan untuk instalasi listrik harus sudah bersertifikat (SNI) dan orisinil
(sumber: metro.sindonews.com).
3. Idealnya satu kios pasar satu meteran listrik, sehingga saat terjadi korsleting listrik di satu kios tersebut langsung terdeteksi, terputus (ada kontrol meternya), dan tidak merembet ke kios-kios lainnya
4. Pedagang pasar tradisional perlu dilindungi asuransi kebakaran. Kendalanya menurut banyak para pedagang pasar tradisional adalah biaya (premi) yang tinggi dan prosedur yang ribet. Untuk itu, ke depannya perlu edukasi, premi yang terjangkau (jika diperlukan ada subsidi), dan prosedur yang lebih simpel.
Demikian artikel ini saya buat. Memang, perawatan instalasi listrik berikut SOP jika terjadi korsleting listrik membutuhkan anggaran yang besar. Mungkin, anggaran dari pengelola pasar, pemerintah setempat, dan pihak berwenang lainnya belum tersedia untuk mengurus semua hal tersebut. Tapi, perhatikan dampak buruknya, jika sampai terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukankah kerugiannya jauh lebih besar? Semoga saja dievaluasi ke depannya...
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, inovasi, hukum, manajemen, & sepak bola) dan kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
1. Semua pemangku kepentingan (stakeholder), mulai dari pedagang pasar, pengelola pasar, PLN, pemerintah setempat, petugas kebersihan pasar, petugas pemadam kebakaran, bahkan konsumen langganan pasar harus mulai peduli tentang keamanan listrik pasar. Dalam hal ini:
- Pedagang pasar harus diberikan pelatihan khusus tentang kelistrikan sehingga tidak asal memasang listrik tambahan dan ikut memlihara instalasi listrik. Di samping itu, pedagang pasar harus mengetahui SOP dan jalur evakuasi saat terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukan malah ikut-ikutan panik bersama konsumenπ
- Pasar wajib memilki APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan saat darurat bisa dioperasikan oleh pedagang terdekat. Banyak keluhan APAR sudah tersedia tapi hilang dicuri orang. Untuk itu, perlu pengamanan yang lebih baik untuk APAR. Misal, APAR (ukuran kecil) menjadi standar peralatan yang harus dimiliki setiap pemilik kios. Sehingga, ada kesadaran juga dari pemilik kios untuk merawat APAR dan tentu saja bisa mengoperasikannya saat darurat
Sumber: https://servo.id/apar/ |
- Pemeriksaan berkala instalasi listrik pasar oleh PLN
- Pemerintah setempat harus mengevaluasi izin kelayakan pembangunan pasar, tata ruang, jalur evakuasi, SOP jika terjadi korsleting dan kebakaran, serta akses jalan di sekitar pasar, sehingga tidak menjadi masalah baru bagi petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran di pasar. Ini yang dirasa masih kurang
- Petugas kebersihan pasar harus mewaspadai dan membersihkan sampah kering yang berserakan di sekitar pasar bahkan di atap pasar. Karena sampah tersebut menjadi perantara yang baik bagi api jika terjadi korsleting. Di samping itu juga puntung rokok yang masih menyala, korek api, parfum, dan barang yang bisa menimbulkan percikan api lainnya
- Pemadam kebakaran juga harus mempelajari peta rawan kebakaran pasar, termasuk akses, waktu tempuh, dan ketersedian air
- Konsumen langganan pasar juga harus ikut peduli dan mengamati keadaan pasar langganannya. Hal ini menjadi kontrol sosial yang ampuh bagi pasar itu sendiri.
2. Instalasi listrik idealnya harus diganti tiap 20 tahun
- Hal utama yang harus diperhatikan adalah kabel yang sudah terkelupas. Bagaimanapun jenis kabel zaman dulu cenderung tipis, rawan terkelupas (terutama akibat gigitan tikus). Berbeda dengan kabel zaman sekarang yang sudah tebal, berlapis, dan memiliki zat anti gigitan tikus. Membiarkan kabel terkelupas berarti menunggu terjadinya korsleting listrik akibat kontak langsung dengan air misalnya
- Hindari pemakaian kabel bertumpuk pada satu sumber listrik untuk meminimalisir korsleting listrik
- Untuk pengecekan instalasi listrik idealnya dilakukan tiap tahun
- Perangkat yang digunakan untuk instalasi listrik harus sudah bersertifikat (SNI) dan orisinil
(sumber: metro.sindonews.com).
3. Idealnya satu kios pasar satu meteran listrik, sehingga saat terjadi korsleting listrik di satu kios tersebut langsung terdeteksi, terputus (ada kontrol meternya), dan tidak merembet ke kios-kios lainnya
4. Pedagang pasar tradisional perlu dilindungi asuransi kebakaran. Kendalanya menurut banyak para pedagang pasar tradisional adalah biaya (premi) yang tinggi dan prosedur yang ribet. Untuk itu, ke depannya perlu edukasi, premi yang terjangkau (jika diperlukan ada subsidi), dan prosedur yang lebih simpel.
Demikian artikel ini saya buat. Memang, perawatan instalasi listrik berikut SOP jika terjadi korsleting listrik membutuhkan anggaran yang besar. Mungkin, anggaran dari pengelola pasar, pemerintah setempat, dan pihak berwenang lainnya belum tersedia untuk mengurus semua hal tersebut. Tapi, perhatikan dampak buruknya, jika sampai terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukankah kerugiannya jauh lebih besar? Semoga saja dievaluasi ke depannya...
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, inovasi, hukum, manajemen, & sepak bola) dan kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 1: vicagi.blogspot.com
Ternyata banyak kasus kebakaran yg diakibatkan korsleting listrik terjadi karena human error ya Bang
BalasHapusSebagian besar memang human error, entah ga ada anggaran untuk maintenance atau memang tidak diperiksa secara berkala. Thx sudah sharing & respek sebagai komen pertama di blog ini
HapusFire alarm sepertinya perlu sehingga kita bisa aware, juga tabung fire extinguisher untuk memtikan api sebelum api merebak ke mana-mana.
BalasHapusSetuju, seringkali fire alarm & APAR tidak diperiksa secara berkala, sehingga malah rusak saat digunakan atau justru hilang dicuri. Memang, pemeriksaan berkala, pengamanan, & SOP harus diperhatikan oleh stakeholder pasar. Thx
HapusMenurutku pasar tradisonal memang bermasalah dengan instalasi listrik. Ada gak ya penyuluhan teratur pada pengguna, pelaku dan pemilik (pengusaha) pasar? terdengar ambigu tapi sangat penting..
BalasHapusSetau saya masih jarang, mengingat itu masuknya ke Anggaran CSR (bersifat/sukarela). Seharusnya masuk anggaran wajib perusahaan. Di kita sepertinya gimana nanti saja, pedagang pasar yang harus belajar sendiri. Semuanya bermuara pada anggaran... Thx sudah sharing
HapusIya sih, sebenarnya masalah keselamatan itu terpulang kepada diri masing masing.
HapusKitalah yang harus memastikan keselamatan diri kita, lalu keluarga dan teman teman kita dan juga kewajiban moral kita terhadap keselamatan orang lain.
Bagaimanapun keselamatan itu nomor 1. Jika properti rusak, itu bisa di cover dengan asuransi tetapi jika menyangkut keselamatan manusia, misalnnya mati dan atau menderita cacat seumur hidup???
Maka kita akan banyak kehilangan senyuman dan kebahagiaan
Setuju. Saya juga baru inget bahwa asuransi umumnya masih belum menyentuh pedagang pasar teadisional. Alasannya biaya & prosedur ribet. Saya kira juga harus diberikan edukasi & premi yang terjangkau tentang hal tersebut, apalagi kalau terjadi penjarahan & kebakaran bisa diproteksi. Ya, kita harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri & lingkungan sekitar kita. Thx sudah sharing
HapusIn Poland also many fires are caused by shorting the electrical installation.
BalasHapusElectric short circuit must be prevented as early as possible with regular maintenance. This is still lacking. Thx for sharing
Hapusgigitan tikus pada dawai elektrik memang tak dapat nak dielakkan. even di rumah sendiri pun. kita dah puas jaga kebersihan tapi tikus masih datang akibat jiran2 tidak menjaga kebersihan...
BalasHapusketika di rumah lama saya dulu, tikus2 tidak gigit wayar elektrik sebaliknya mengigit wayar-wayar dalam kereta (engine). keesokan pagi, kereta tak boleh start...hal ini kerap terjadi...
Tidak semua kabel dilengkapi zat anti gigitan tikus, terutama kabel pada gadget. Kalau sumber masalahnya tikus, ada baiknya pasang perangkap tikus, racun tikus, maupun gelombang ultrasonik di tempat yang sering dilewati tikus. Kalau perlu pelihara beberapa kucing pemangsa tikus. Biasanya mobil yang terlalu lama di garasi, tidak digunakan juga berpotensi jadi sarang tikus. Thx sudah sharing
HapusBener banget, walaupun anggarannya besar tapi kerugiannya jauh lebih besar
BalasHapusYa, untuk meminimalisir kerugianan harus lebih besar lagi anggaran untuk maintenance & pelatihan bagi pedagang juga. Thx
HapusPengelola pasar tradisional itu sepertinya untuk bisa mengelola pasar agar survive dan didatangi konsumen sudah bagus, jadi masalah instalasi listrik, termasuk kenyamanan dan kebersihan pasar memang tidak diprioritaskan. Untuk itu, butuh bantuan pihak lain, termasuk pemkot..
BalasHapusIstilahnya hidup segan mati tak mau, memang harus ada bantuan pihak ketiga, termasuk Pemkot setempat untuk maintenance instalasi listrik secara berkala berikut pelatihannya
HapusBenar juga ya, penting banget mengevaluasi instalasi listrik.
BalasHapusSering banget terjadi kebakaran di pasar, lalu gosip merebak sengaja dibakar hehehe
Ya, terkadang diekspose ke media seperti itu, entah apa maksudnya, apa supaya laku dijual beritanya (bisnis) atau persaingan usaha (menjatuhkan pesaing agar ditinggal konsumen) atau hanya pengalihan isu hehe...Thx sudah mampir
HapusYa biasanya kalau sudah pasang instalasi listrik tidak pernah ada perawatan berkala, kecuali adaa yang mati, baru dilakukan pengecekan itulah biasanya kebiasaan kita hehehe
BalasHapusBetul, nunggu ada kejadian buruk batu rajin maintenance, akar masalahnya keterbatasan anggaran. Thx sudah mampir..
Hapuskalo di saya yang sering terjadi panas konslet gara gara 1 colokan listrik di pake buanyak banget. Pake cabang cabang gitu.ada yang cas hape, listrik colokan cabang lagi,kulkas, tv, nasi dll. panas meleleh udah deh.
BalasHapus1 colokan dipake banyak asal jangan buat colokan bercabang lagi saja, itu yang berisiko korsleting. Thx sudah mampir
Hapusplus di saya yng sering masalh itu pohon dan kabel listrik d jalan. pohon tinggi kabel listrik kena di potong
HapusPerlu ada pemangkasan pohon. Tapi perlu diperhatikan kalau pohon tersebut milik pemkot harus izin ke dinas pertamanan setempat dan keluar biaya. Ribet memang, seolah-olah kita yang butuh hehe..
HapusKemarin listrik mati, nggak hanya di tempat saya saja, di kota lain pun juga. Lumayan 9 jam lebih, gak bisa ngapa-ngapain karena berdampak pula pada provider yang sinyalnya x .. Sedih
BalasHapusIya memang menjadi viral & menyedihkan. Dirut PLN yang lama tersangkut korupsi, sementara plt. Dirut masih beradaptasi. Tidak bisa dipungkiri, hal tsb membuat kinerja PLN menurun. Ironisnya pemadaman tsb berdampak ke yang lain, seperti sinyal provider, MRT, LRT, dsb. Saya rasa PLN wajib mengganti rugi & tarif listrik tidak boleh naik. Thx
HapusThx komennya bisa jadi ide utk artikel2 saya berikutnya, baik dari sisi kelistrikan maupun gugatan hukum...
HapusHarusnya ada penyuluhan ttg kelistrikan secara berkala kepada para pemilik kios di pasar. Karena rata2 pasti awam masalah listrik dan segala tetek bengeknya. Pokoknya tahunya listrik menyala dam bisa dipakai.
BalasHapusSetuju, semoga saja mulai dianggarkan karena ini kewajiban pengelola pasar, bukan sekedar CSR yang sifatnya sukarela. Thx
HapusDilema pasar tradisional, dihilangkan rakyat menengah ke bawah masih membutuhkan, tapi jika maintenance kurang, membahayakan pedagang dan konsumen pasar itu sendiri. Kalaupun diganti pasar modern yang lebih safety, nyaman, dan mahal tentunya pasti akan diprotes
BalasHapusSetuju. Pasar boleh tradisional tapi safety internasional. Thx
HapusRata rata penyebab kebakaran pasar tradisional adalah Konslet listrik.
BalasHapusTapi kalau Kebakaran Jenggot,kira kira penyebabnya apaan yah..?ππππ
Ya, dan peluangnya lebih besar saat musim kemarau akibat panas terik, angin kencang, dan sampah kering (perantara yang baik bagi api).
HapusKalau kebakaran jenggot itu kondisi bingung ga karuan atau bahasa kekiniannya galau. Itu akibat otaknya yang lagi korslet, mungkin masalah uang, utang, keluarga, skripsi ga kelarππ. Thx sudah mampir di blog saya..
sebetulnya permasalahan utama itu faktor manusia, kalau paham tentang keamanan listirk, peristiwa kebakan-kebakaran itu gak akan terjadi. kalaupun ada jumlahnya gak banyak.
BalasHapusYa, human error & mereka malas berurusan dengan safety ini Krn harus ada anggaran atau ingin gampangnya saja. Misalnya: masang instalasi listrik sendiri secara otodidak. Thx
HapusTerkadang pedagang menganggap remeh bahaya listrik..yang penting bisa nyala.
BalasHapusYa, yang penting bisa nyala & malas mengeluarkan biaya lagi untuk maintenance. Thx
HapusKalau saya mengamati, instalasi listrik pasar tradisional memang lumayan kacau balau.
BalasHapusYa penyebabnya seperti apa yang diuraikan diatas.
Ya, tapi seolah2 inilah wajah pasar tradisional dengan segala sesuatu yang usang tentunya tidak dibenarkan. Pasar boleh tradisional, tapi safety harus modern. Thx
HapusBerarti zaman now kabel2 listrik sudah pasti aman ya dari gigitan tikus, atau gimana? Khawatir aja gara2 si miki eh jadi menyebabkan kebakaran pasar dll.
BalasHapusBetul, kan sudah mendapatkan label SNI (Standar Nasional Indonesia). Walaupun kabel tebal & aman dari gigitan tikus, tetap harus ada maintenance, misal khawatir ada air masuk, atap diperiksa. Thx
Hapus