Blackout (pemadaman
listrik) massal yang terjadi di Pulai Jawa pada hari Minggu, 4 Agustus
2019 bukanlah
pemadaman listrik bergilir biasa yang hanya sebentar dan biasanya
diumumkan sebelumnya di media cetak. Tapi, pemadaman listrik ini menjadi
kasus nasional karena terjadi lebih dari 2 jam, tanpa pemberitahuan,
wilayah pemadamannya luas, & merugikan banyak pihak. Akibatnya,
banyak pihak yang dirugikan, mulai dari yang jualan (terutama pelaku
UMKM), traffic light mati, hajatan terganggu, industri merugi, layanan transportasi massal terhenti, pelayanan publik terhambat, provider bermasalah
(saya sendiri kecewa sinyal WiFi mati, otomatis menggunakan data
seluler ternyata sama juga bermasalah, & tahu-tahu pulsa tersedot
Rp. 7 ribu), dan yang terparah terjadi kebakaran saat padam listrik dan
menimbulkan korban jiwa😪). Walaupun ada juga yang diuntungkan seperti pengelola mal (ada genset)
yang menjadi pelarian utama konsumen PLN yang dirugikan dan berdampak
positif mengurangi polusi udara secara siginifikan, terutama di
Jakarta😇.
Lalu, apa sih akar masalahnya? Ada 2 versi:
a. Menurut pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN), gangguan transmisi
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV di Ungaran dan
Pemalang, Jawa Tengah. Bahkan transmisi tersebut diketahui warga sekitar
meledak sebelum listrik padam (sumber: medcom.id dan tirto.id).
Celakanya, gangguan tersebut merembet ke daerah lain di Pulau Jawa
b. Menurut Polri, penyebabnya ada pohon yang diduga melebihi batas
ketinggian dari yang telah ditetapkan. Pohon tersebut mengakibatkan
lompatan listrik. Pendapat ini diperkuat oleh mantan Menteri BUMN Dahlan
Iskan, bahwa keberadaan pohon sengon yang terlalu besar, lalu
menyenggol transmisi tersebut (sumber: tribunnews.com dan
finance.detik.com). Pohon sengon merupakan pohon mahal dengan kualitas
unggul, harganya bisa mencapai Rp. 1 juta per meter kubik😱, belum lagi
perawatannya yang ribet dan membutuhkan biaya yang tidak murah.
Di samping itu, ada penyebab yang jadi akar masalah juga namun bersifat tidak langsung, yaitu masalah internal PLN:
a. kasus korupsi direktur utama (dirut) PLN
Sofyan Basir kemungkinan mengganggu kinerja PLN dan bisa saja membuat pengadaan anggaran untuk maintenance menjadi terhambat
b. Sempat ada kevakuman kepemimpinan bisa saja menyebabkan krisis manajerial di tubuh PLN
c. Dilanjutkan pelantikan Plt dirut PLN Sripeni Intan Cahyani yang masih
beradaptasi dan tampak belum siap memimpin PLN, mengakibatkan kinerja
PLN menjadi tidak optimal. Dan beliau pun menjadi viral akibat kejadian blackout massal di Pulau Jawa.
Dari
masalah internal saja, PLN memang wajib diaudit, KPK pun bisa masuk ke
situ, apakah kasus korupsi sang dirut merembet ke anak buahnya atau
tidak? Atau memang ada masalah anggaran perusahaan juga sehingga
anggaran untuk maintenance bukan menjadi prioritas.
Diperlukan solusi melalui terobosan yang benar-benar baru (inovasi) untuk meminimalisir kasus blackout dan mengupayakan untuk tidak hanya mengandalkan satu sumber listrik.
Lalu, apa saja solusi yang harus dilakukan PLN ke depannya?
1. Komunikasi dua arah antara pihak PLN dan pelanggan harus ditingkatkan (inisiatif baiknya dari pihak PLN). Misal terkait edukasi penghematan listrik dan sosialisasi terkait regulasi (ini masih kurang). Penghematan listrik memang harus dilakukan dan berbanding lurus dengan ketersediaan pasokan listrik, terutama saat musim kemarau. Sementara sosialisasi terkait regulasi berkaitan dengan hukum yang berkaitan dengan kelistrikan.
2. PLN harus menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan energi alternatif untuk listrik. Jangan hanya mengandalkan debit air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang bisa saja bermasalah terutama saat musim kemarau walau sudah dilakukan penghematan. Dalam skala nasional, PLN mesti ikut mendukung dan terwujudnya pembangkit tenaga nuklir yang terus mengalami polemik.
3. Energi alternatif ramah lingkungan juga mesti banyak diciptakan, terutama di wilayah potensial dan yang sudah terjangkau instalasi listrik PLN. Sumber energi tersebut misalnya mikrohidro, angin, gelombang, bioetanol, panas matahari, panas bumi, dan sebagainya. PLN sendiri pasca blackout mulai memperkenalkan inovasi untuk sumber listrik cadangan transportasi massal MRT berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang rencananya dioperasikan bulan Oktober 2019. PLTD dapat beroperasi 8-10 jam dengan bahan bakar penuh. Semoga saja inovasi PLN tidak berhenti di situ dan meliputi sumber energi serta teknologi lainnya. Tentunya PLN harus mau membuka diri dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lainnya demi kualitas pasokan listrik yang lebih baik.
(Sumber: Ribut Lupiyanto, Koran Pikiran Rakyat tanggal 7 Agustus 2019 dan website m.riau.co tanggal 8 Agustus 2019).
4. Anggaran untuk maintenance harus dievaluasi agar lebih memperhatikan hal-hal yang dianggap sepele, seperti perawatan pohon sengon yang tumbuh di sekitar transmisi SUTET. Pertumbuhan pohon sengon harus dipantau secara berkala (ada pemangkasan) agar tidak terlalu besar dan tidak menimpa transmisi SUTET.
5. Manajemen tanggap darurat yang ada di PLN sudah sepatutnya dievaluasi. Ketika terjadi blackout massal kembali, pihak berwenang dari PLN bisa lebih sigap mengatasinya. Setidaknya membuat konsumen memaklumi permasalahan yang terjadi, tidak seperti blackout massal 4 Agustus lalu, yang membuat konsumen geram, dirugikan, dan habis kesabaran.
6. Monopoli (penguasaan obyek oleh satu perusahaan) pengelolaan listrik oleh PLN hendaknya dievaluasi. Monopoli hanya membuat pihak lain seperti swasta tidak bisa masuk, membantu, dan bekerja sama dengan PLN karena takut dihukum. Ke depannya monopoli harus dihapuskan agar PLN dapat membuka diri dengan pihak lain. Perlu ada peran swasta untuk bekerja sama melengkapi kekurangan di tubuh PLN. Perlu juga kompetitor untuk mengingatkan kinerja PLN. Inovasi dan teknologi (termasuk bidang kelistrikan) akan berkembang jika tidak dimonopoli.
(Sumber: Yupiter Gulo, Kompasiana).
Diperlukan solusi melalui terobosan yang benar-benar baru (inovasi) untuk meminimalisir kasus blackout dan mengupayakan untuk tidak hanya mengandalkan satu sumber listrik.
Sumber: plnmmu.com |
1. Komunikasi dua arah antara pihak PLN dan pelanggan harus ditingkatkan (inisiatif baiknya dari pihak PLN). Misal terkait edukasi penghematan listrik dan sosialisasi terkait regulasi (ini masih kurang). Penghematan listrik memang harus dilakukan dan berbanding lurus dengan ketersediaan pasokan listrik, terutama saat musim kemarau. Sementara sosialisasi terkait regulasi berkaitan dengan hukum yang berkaitan dengan kelistrikan.
2. PLN harus menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan energi alternatif untuk listrik. Jangan hanya mengandalkan debit air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang bisa saja bermasalah terutama saat musim kemarau walau sudah dilakukan penghematan. Dalam skala nasional, PLN mesti ikut mendukung dan terwujudnya pembangkit tenaga nuklir yang terus mengalami polemik.
3. Energi alternatif ramah lingkungan juga mesti banyak diciptakan, terutama di wilayah potensial dan yang sudah terjangkau instalasi listrik PLN. Sumber energi tersebut misalnya mikrohidro, angin, gelombang, bioetanol, panas matahari, panas bumi, dan sebagainya. PLN sendiri pasca blackout mulai memperkenalkan inovasi untuk sumber listrik cadangan transportasi massal MRT berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang rencananya dioperasikan bulan Oktober 2019. PLTD dapat beroperasi 8-10 jam dengan bahan bakar penuh. Semoga saja inovasi PLN tidak berhenti di situ dan meliputi sumber energi serta teknologi lainnya. Tentunya PLN harus mau membuka diri dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan lainnya demi kualitas pasokan listrik yang lebih baik.
(Sumber: Ribut Lupiyanto, Koran Pikiran Rakyat tanggal 7 Agustus 2019 dan website m.riau.co tanggal 8 Agustus 2019).
4. Anggaran untuk maintenance harus dievaluasi agar lebih memperhatikan hal-hal yang dianggap sepele, seperti perawatan pohon sengon yang tumbuh di sekitar transmisi SUTET. Pertumbuhan pohon sengon harus dipantau secara berkala (ada pemangkasan) agar tidak terlalu besar dan tidak menimpa transmisi SUTET.
5. Manajemen tanggap darurat yang ada di PLN sudah sepatutnya dievaluasi. Ketika terjadi blackout massal kembali, pihak berwenang dari PLN bisa lebih sigap mengatasinya. Setidaknya membuat konsumen memaklumi permasalahan yang terjadi, tidak seperti blackout massal 4 Agustus lalu, yang membuat konsumen geram, dirugikan, dan habis kesabaran.
6. Monopoli (penguasaan obyek oleh satu perusahaan) pengelolaan listrik oleh PLN hendaknya dievaluasi. Monopoli hanya membuat pihak lain seperti swasta tidak bisa masuk, membantu, dan bekerja sama dengan PLN karena takut dihukum. Ke depannya monopoli harus dihapuskan agar PLN dapat membuka diri dengan pihak lain. Perlu ada peran swasta untuk bekerja sama melengkapi kekurangan di tubuh PLN. Perlu juga kompetitor untuk mengingatkan kinerja PLN. Inovasi dan teknologi (termasuk bidang kelistrikan) akan berkembang jika tidak dimonopoli.
(Sumber: Yupiter Gulo, Kompasiana).
Setiap Ada Masalah yang Lagi Viral, Di Situlah Muncul Meme/Lelucon Bergambar🤪. Klik Gambar Agar Lebih Jelas Tulisannya. |
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang, dan kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 1: vicagi.blogspot.com
Inovasi PLN kalau diperhatikan sudah cukup sering melalui lomba2, tapi dirasa belum menyentuh proyek besar dan jangka panjang, belum lagi anggarannya besar, sepertinya ini belum optimal
BalasHapusMemang inovasi yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak masih dirasa kurang, tapi inovasi kecil2nya sudah banyak. PR besar untuk PLN
HapusBlackout yg sempat bikin heboh kok lama2 hilang beritanya ya Bang, siapa sih sebenarnya yg harus bertanggung jawab, katanya di beritakan sudah dibentuk tim investigasi
BalasHapusItu juga yang saya khawatirkan, Indonesia kan jagonya pengalihan isu hehe.. Kompensasi PLN baru sebatas reduksi tagihan listrik bulan September 2019. Ga tau juga yang semangat menggugat kok ga kedengaran lagi. Semoga saja PLN diaudit secara transparan. Thx
HapusNgeri juga ya katanya ada prakiraan tahun 2010 air di Pulau Jawa akan habis...ada tuh di televisi :( Lah kalo listrik diandalkan bersumber dari PLTA aja gimandang dunk ya? Nuklir belum mungkin hihihii...
BalasHapus2020 maksudnya ya, mengerikan. Kalau hanya mengandalkan PLTA sementara krisis air ya bakal sering pemadaman listrik, memang PLN harus bergerak cepat soal inovasi sumber listrik ini. Thx
HapusTerrible banget! Udah lah listrik mati, nyedot pulsa pulak, hayyaaaa!!
BalasHapusItu karena WiFi mati total akibat blackout, otomatis pakai data seluler HP, ternyata provider-nya terganggu juga akibat blackout, ga sadar internetan di hp nyedot pulsa... Thx
HapusThanks for share..
BalasHapusYou're welcome
HapusAku gak suka mati lampu huuu. Biasanya lilin jadi solusinya
BalasHapusTapi kalau seharian lilin sepertinya masih kurang & membahayakan juga kalau ditinggal tidur, khawatir kebakaran. Perlu emergency lamp. Thx
HapusMas.. aku cuma kasih saran aja,, coba tampilan blognya lebih bagus lagi.. dan cara penulisannya di rapihkan,, biar tambah menarik saat dibaca.. padahal artikelnya bgus2..
BalasHapusThx atas sarannya, saya sebenarnya ingin tulisan di mobile version seperti di desktop version, tidak terlalu kecil & rapat, tapi masih nyari gmn kode html-nya, kok ga bisa2. Tampilan blog bawaan blogspot sepertinya kurang ya. Lalu gaya penulisan menurut saya selera juga. Ada yang senang story telling, ada yang to the point, ada yang harus diselingi humor, ada yang fokus ke foto (ulasannya sedikit), dan sebagainya. Tapi untuk sistematika penulisan selalu saya perhatikan agar pesannya sampai, ibarat membuat karya ilmiah tapi versi santai/gaul. Tapi semua saran akan saya perhatikan. Thx
HapusAlexa rank & domain authority juga dicek, termasuk saat saya mampir ke blog lain yang...
HapusKomunikasi dengan kedua belah pihak memang perlu diperhatikan agar nggak misskom ya.
BalasHapusSetuju. Kadang beda persepsi saja menimbulkan konflik, padahal tujuannya baik. Thx
Hapusbaca entry ini teringat semalam office kami blackout hampir 2 jam! ramai terperangkap dalam lift. kemudian pihak office minta semua bersurai. ketika sedang bersiap untuk pulang, elektrik kembali berfungsi hehehehe
BalasHapusNgeri juga, untung bisa diatasi,tapi genset di perkantoran yang ada lift-nya menurut saya cukup penting. Thx
HapusMungkin perlu ada perusahaan listri swasta biar kinerjanya lebih greget dan berlomba dalam memuaskan pelanggan
BalasHapusSetuju, berarti aturan monopoli harus dihapus dulu. Thx
HapusSerunya yang trending malah pohon sengon yah
BalasHapusIya, padahal bukan salah pohon sengon semata, tapi juga internal PLN hehe... Thx
HapusUntung jatim aman kmrn waktu blekout
BalasHapustransmisi sutet yang terganggu di wilayah jateng, dan merembet ke jabar. Tapi, memang jatim aman
HapusAh iya, inovasi itu penting. Indonesia tuh kaya lho, punya gas alam, punya arus laut dan ombak yang pas ... bisa banyak cara untuk menambah suplai listrik. Tapi Indonesia suka kurang berminat untuk investasi pada riset.
BalasHapusSaya kira orang Indonesia banyak yang kreatif & inovatif, sumber daya alam juga melimpah, yang kurang ya itu anggaran untuk R&D dan juga inovasi. Mereka yang inovatif biasanya kurang diapresiasi. Thx
HapusNamanya roda berputar ya begini. Produsen dan penjual genset diuntungkan karena banyak yang membutuhkan. Memang sih kita mesti mendayagunakan alam untuk keperluan kehidupan. Masih ada sumber alam lain yang bisa kita manfaatkan, perlu inovasi tinggi nih.
BalasHapusSetuju, inovasi tinggi perlu riset & anggaran yang tinggi pula. Selamat hari blogger, 27 Oktober 2019, semoga blog kita semakin sukses....
HapusSetuju banget pak, semoga PLN lebih profesional, menguasai semua listrik, tapi nggak bisa memuaskan semua kalangan.
BalasHapusKasian banget ama yang di daerah sering mati lampu, kalau nggak mampu kan kasih kesempatan pihak lain ya :D
Setuju, kalau memang PLN tidak mampu, ya harus diizinkan pihak swasta sebagai kompetitor sekaligus mitra juga. Apalagi PLN masih menjadi monopoli. Saya rasa kasus korupsi Dirut lama & Dirut plt yang tidak cepat adaptasi turut mempengaruhi kinerja PLN. Dan kita lihat, gugatan blackout PLN hilang tak membekas tergantikan isu lain seperti kabinet menteri baru, kenaikan iuran BPJS. Thx sudah sharing
HapusPohon yang tinggi nya sudah sangat tinggi bisa mempengaruhi listrik juga ya. Soalnya tadi pas ke tempat ngajar lihat pohon yang tinggi itu di rapikan biar nggak terlalu tinggi apalagi sampai kena kabel listrik.
BalasHapusKarena berdekatan dengan tiang listrik dan SUTET, itu juga harus menjadi tanggung jawab PLN, bukan ngandelin dinas pertamanan semata. PLN selama ini kurang memperhatikan pemangkasan pohon sengon dekat SUTET. Thx
HapusHalo Mas Vicky! Menyoal pemadaman tempo lalu itu memang meramaikan media sosial ya. Banyak yang bisnisnya juga terhambat karena listrik tak berfungsi. Tetapi saya cukup beruntung meski tinggal di Jawa namun daerah saya tidak trjadi pemadaman. :) masih aman. Semoga ke depannya tak terjadi lagi. Kasihan juga jika membayangkan lelahnya teknisi yang mencoba mengmbalikan fungsi PLN seperti semula. BTW sudah saya follow balik mas, salam :)
BalasHapusTerima kasih sudah saling follow dan blogwalking, semoga tetap berlanjut. Blackout PLN sepertinya sudah menguap begitu saja. Gugatan terhadap PLN tidak kedengaran lagi. Agak disayangkan juga kasusnya tidak dituntaskan lagi.
HapusSiap, tetap saling support blog
HapusAkibat black out kemarin pas saya cek tagihan bulan berikutnya berkurang 40 an ribu. Berarti PLN bertanggung jawab juga ya.Memang cuma 40 ribu tapi kalau dia ganti rugi ribuan pelanggan bisa mnegeluarkan milyaran juga
BalasHapusBisa jadi. Tapi hanya sebulan saja, setelah itu kembali normal, yang menggugat miliaran adem ayem saja, dan juga siap2 nanti tarif listrik naik diam2, kemungkinan tahun depan. Tapi, tidak apa-apa, toh gaji kita juga naik dan "dianggarkan" pemerintah nanti hehe.. Thx sudah sharing
HapusBatu tahu kalau black out itu pemadaman listrik, setahu saya pokoknya kalau ada pemadaman ya pemadaman hehehe terimakasih ilmunya
BalasHapusya, itu istilah asing yang terkadang lebih disukai media, dan lebih menjual karena mengundang penasaran pembaca daripada istilah pemadaman listrik
Hapus