21/07/2019

Evaluasi Instalasi Listrik Pasar Tradisional di Indonesia

Di awal musim kemarau 2019, telah terjadi banyak kebakaran yang melibatkan pasar tradisional di Indonesia. Di Bandung saja, ada 5 pasar tradisional yang mengalami kebakaran, seperti Pasar Ujungberung, Pasar Kosambi, Pasar Gedebage, Pasar Kiaracondong, dan Pasar Sederhana. Di kota lain pun nasibnya serupa, misal di Pasar Manonda Kota Palu (sumber: Koran Pikiran Rakyat 6 Juli 2019 dan https://sultengterkini.com). Setidaknya, keberadaan pasar tradisional di dua kota tersebut menjadi gambaran memang begitu adanya kondisi pasar tradisional secara umum di Indonesia.

Akar Masalah
Kebakaran yang terjadi pada banyak pasar tradisional di Indonesia umumnya diakibatkan korsleting listrik. Potensi korsleting listrik semakin besar karena didukung:
- Instalasi listrik yang sudah usang dan tidak dirawat secara berkala oleh ahlinya. Dengan demikian kabel terkelupas penyebab awal korsleting sulit terdeteksi
- Gigitan tikus terhadap kabel listrik yang usang (kabel zaman dulu tipis & belum ada pengaman dari gigitan tikus seperti kabel zaman sekarang)
- Pemasangan listrik tambahan oleh pedagang yang kurang mengerti kelistrikan (belajar otodidak) untuk kepentingan pribadi justru memperburuk kualitas instalasi listrik
- Perilaku oknum warga seperti membuang rokok sembarangan, padahal masih menyala, hal tersebut dikhawatirkan dapat merembet cepat ke benda yang mudah terbakar
- Cuaca. Potensi kebakaran saat musim kemarau lebih tinggi dari musim penghujan. Hal ini akibat panas terik matahari, tiupan angin kencang, dan keterbatasan air berpotensi meningkatkan risiko kebakaran saat terjadi korsleting listrik. Belum lagi sampah daun kering yang berserakan, baik di halaman maupun di atap pasar menjadi perantara yang baik bagi api😱.
Instalasi Listrik Pasar Tradisional yang Kacau Balau. Dari Segi Estetika pun Tidak Enak Dilihat. Sumber: sigap88news.com
Solusi
1. Semua pemangku kepentingan (stakeholder), mulai dari pedagang pasar, pengelola pasar, PLN, pemerintah setempat, petugas kebersihan pasar, petugas pemadam kebakaran, bahkan konsumen langganan pasar harus mulai peduli tentang keamanan listrik pasar. Dalam hal ini:
- Pedagang pasar harus diberikan pelatihan khusus tentang kelistrikan sehingga tidak asal memasang listrik tambahan dan ikut memlihara instalasi listrik. Di samping itu, pedagang pasar harus mengetahui SOP dan jalur evakuasi saat terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukan malah ikut-ikutan panik bersama konsumen😛
- Pasar wajib memilki APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan saat darurat bisa dioperasikan oleh pedagang terdekat. Banyak keluhan APAR sudah tersedia tapi hilang dicuri orang. Untuk itu, perlu pengamanan yang lebih baik untuk APAR. Misal, APAR (ukuran kecil) menjadi standar peralatan yang harus dimiliki setiap pemilik kios. Sehingga, ada kesadaran juga dari pemilik kios untuk merawat APAR dan tentu saja bisa mengoperasikannya saat darurat

Sumber: https://servo.id/apar/
- Pengawasan terhadap instalasi listrik dan penggunaan listrik pasar wajib dilakukan oleh pengelola pasar dan PLN. Perlu diperiksa kualitas kabel listrik dan penggunaan beban listrik apakah ada beban listrik tambahan?
- Pemeriksaan berkala instalasi listrik pasar oleh PLN
- Pemerintah setempat harus mengevaluasi izin kelayakan pembangunan pasar, tata ruang, jalur evakuasi, SOP jika terjadi korsleting dan kebakaran, serta akses jalan di sekitar pasar, sehingga tidak menjadi masalah baru bagi petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran di pasar. Ini yang dirasa masih kurang
-  Petugas kebersihan pasar harus mewaspadai dan membersihkan sampah kering yang berserakan di sekitar pasar bahkan di atap pasar. Karena sampah tersebut menjadi perantara yang baik bagi api jika terjadi korsleting. Di samping itu juga puntung rokok yang masih menyala, korek api, parfum, dan barang yang bisa menimbulkan percikan api lainnya
- Pemadam kebakaran juga harus mempelajari peta rawan kebakaran pasar, termasuk akses, waktu tempuh, dan ketersedian air
- Konsumen langganan pasar juga harus ikut peduli dan mengamati keadaan pasar langganannya. Hal ini menjadi kontrol sosial yang ampuh bagi pasar itu sendiri.

2. Instalasi listrik idealnya harus diganti tiap 20 tahun 
- Hal utama yang harus diperhatikan adalah kabel yang sudah terkelupas. Bagaimanapun jenis kabel zaman dulu cenderung tipis, rawan terkelupas (terutama akibat gigitan tikus). Berbeda dengan kabel zaman sekarang yang sudah tebal, berlapis, dan memiliki zat anti gigitan tikus. Membiarkan kabel terkelupas berarti menunggu terjadinya korsleting listrik akibat kontak langsung dengan air misalnya
- Hindari pemakaian kabel bertumpuk pada satu sumber listrik untuk meminimalisir korsleting listrik
- Untuk pengecekan instalasi listrik idealnya dilakukan tiap tahun
- Perangkat yang digunakan untuk instalasi listrik harus sudah bersertifikat (SNI) dan orisinil
(sumber: metro.sindonews.com).

3. Idealnya satu kios pasar satu meteran listrik, sehingga saat terjadi korsleting listrik di satu kios tersebut langsung terdeteksi, terputus (ada kontrol meternya), dan tidak merembet ke kios-kios lainnya

4. Pedagang pasar tradisional perlu dilindungi asuransi kebakaran. Kendalanya menurut banyak para pedagang pasar tradisional adalah biaya (premi) yang tinggi dan prosedur yang ribet. Untuk itu, ke depannya perlu edukasi, premi yang terjangkau (jika diperlukan ada subsidi), dan prosedur yang lebih simpel.
   
Demikian artikel ini saya buat. Memang, perawatan instalasi listrik berikut SOP jika terjadi korsleting listrik membutuhkan anggaran yang besar. Mungkin, anggaran dari pengelola pasar, pemerintah setempat, dan pihak berwenang lainnya belum tersedia untuk mengurus semua hal tersebut. Tapi, perhatikan dampak buruknya, jika sampai terjadi korsleting listrik dan kebakaran, bukankah kerugiannya jauh lebih besar? Semoga saja dievaluasi ke depannya...
 
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, inovasi, hukum, manajemen, & sepak bola) dan kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:


04/07/2019

Kelistrikan Rumah Aman saat Musim Kemarau

Saat musim hujan tiba, kendala kelistrikan rumah yang paling sering dikeluhkan adalah banjir, sambaran petir, dan air hujan yang masuk melewati genting yang bocor lalu merusak instalasi listrik, terutama kabel yang sudah terkelupas (baca: Kelistrikan Rumah Aman saat Musim Hujan ). Sedangkan, saat musim kemarau (bulan Juni-September), kendala kelistrikan rumah yang paling sering dikeluhkan adalah potensi kebakaran dan seringnya pemadaman listrik akibat berkurangnya pasokan listrik. Mengapa  pasokan listrik bisa berkurang? Itu akibat berkurangnya debit air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Jika hal tersebut terjadi, maka untuk mengantisipasinya adalah dengan melakukan penghematan listrik mulai dari rumah kita (baca: Tips Hemat Listrik yang Sering Terabaikan ).

Pemicu utama terjadinya kebakaran rumah adalah instalasi listrik yang buruk seperti kabel terkelupas sehingga mengakibatkan korsleting listrik, lalu kebocoran gas, dan kecerobohan (misal rokok yang dibuang masih menyala, bakar sampah dekat rumah, atau main petasan sembarangan). Api akan merembet semakin cepat saat musim akibat adanya panas terik matahari, angin kencang, keberadaan sampah daun kering yang berserakan, & keterbatasan air. Tentunya hal tersebut harus segera diantisipasi dengan memperbaiki akar masalahnya dan selalu waspada terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Umumnya Akar Masalah Terjadinya Kebakaran Rumah itu Sama, yaitu Kabel Terkelupas. Sumber: seputarriau.co


Agar kelistrikan rumah aman saat musim kemarau, maka yang harus diperhatikan adalah:

1. Cek instalasi listrik secara berkala, diawali dari kabel yang digunakan
Jika rumah anda masih menggunakan kabel kuno yang tipis, rawan terkelupas dan tergigit tikus, segera ganti dengan kabel kekinian yang lebih tebal dan aman dari gigitan tikus (ada zat khusus membuat tikus kapok menggigit kabel). Memang kabel kekinian lebih mahal (seperti yang saya beli merek Prima harganya Rp. 300 ribuan untuk satu roll), tapi untuk jangka panjang memang diperlukan juga, seperti sudah menjadi kebutuhan. Kabel yang terkelupas menjadi awal terjadinya korsleting listrik. Percikan api akan cepat membesar dan merembet (berpotensi mengakibatkan kebakaran) jika kondisi cuaca panas terik, ada angin yang cukup kencang, dan sampah dedaunan kering yang berserakan di atas genting. Sampah kering tersebut juga menimbulkan masalah baru jika dibakar di tempat yang salah (berpotensi kebakaran). Jadi, memang harus diwaspadai dan diatasi akar masalahnya.

Kabel Jadul (Warna Merah Terlihat Tipis) dan Kabel Kekinian (Warna Putih Terlihat Tebal). Sumber: Foto Pribadi

2. Matikan peralatan elektronik yang sudah tidak digunakan
Seringkali peralatan elektronik yang sudah tidak digunakan hanya di-off-kan saja, tapi tidak dicabut kabelnya atau charger HP dibiarkan tercolok setelah tidak digunakan. Hal-hal sepele inilah seringkali menyebabkan korsleting listrik, bermula dari peralatan elektronik yang rusak. Hal tersebut akan semakin berbahaya saat musim hujan akibat adanya kekhawatiran barang elektronik yang teraliri listrik tersambar petir

3. Bersihkan sampah dedaunan kering yang berserakan, terutama di dekat instalasi listrik rumah
Sampah kering seperti dedaunan yang dibiarkan berserakan di sekitar halaman rumah bahkan di atas genting (dekat pemasangan instalasi listrik rumah) tentunya tidak boleh dibiarkan. Di samping untuk kebersihan dan estetika, sampah tersebut akan menjadi perantara api yang cepat jika terjadi korsleting listrik dan kebakaran. Kebakaran akan merembet lebih cepat jika api terkena sampah kering tersebut lalu didukung dengan cuaca panas terik dan angin kencang. Kebakaran akan semakin sulit dihentikan jika ketersediaan air terbatas, terutama saat kemarau.

4. Waspada terhadap aktivitas warga di lingkungan sekitar rumah
Hal ini tidak hanya berkaitan dengan keamanan semata, tetapi juga untuk menghindarkan rumah dari kebakaran. Misal:
- Tetangga sebelah membuka warung dan usaha kuliner. Tentunya kita berhak mengetahui instalasi listrik di rumah tersebut apakah sudah benar atau belum. Apakah rumahnya terlalu berdempetan dengan rumah kita atau tidak? Hal ini penting untuk mencegah jika di rumah mereka terjadi kebakaran sebisa mungkin jangan sampai merembet ke rumah kita
- Cek apakah ada warga sekitar yang suka membuang rokok sembarangan (padahal masih menyala) dan juga menyalakan petasan dekat rumah itu jelas berpotensi menyebabkan kebakaran
- Perhatikan juga anak-anak yang suka bermain korek api, parfum, petasan (saat Ramadan dan Lebaran), serta hairspray. Jika disalahgunakan, barang-barang tersebut juga bisa menyebabkan kebakaran. Jika diperlukan, tidak ada salahnya pasang CCTV😛

5. Membiasakan menghemat listrik
Hemat listrik sebaiknya dilakukan kapan pun, namun saat kemarau sudah menjadi kebutuhan. Mengapa? Saat kemarau pasokan listrik dari PLN akibat debit air PLTA juga berkurang. Nah, supaya pasokan listrik tetap tersedia dan terhindar dari pemadaman listrik bergilir, maka penghematan listrik harus dilakukan

6. Selalu cek dapur
- Matikan setrika listrik setelah tidak digunakan, tidak sebatas turn off saja, tapi juga dicabut kabelnya
- Cek kondisi gas, jika terjadi kebocoran gas: cabut regulator gas, simpas gas di tempat yang aman (disimpan di ruangan terbuka agar jika bocor bisa cepat terurai) dan terhindar dari paparan sinar matahari. Hal ini penting untuk mencegah kebocoran gas. Jika kebocoran gas terjadi bersamaan dengan korsleting listrik maka kemungkinan  terjadinya kebakaran dan ledakan semakin tinggi. Hal ini diperparah jika ventilasi rumah kurang baik

7. Jika terjadi kebakaran, lakukan solusi darurat
- Selama bantuan belum datang, siapkan dan gunakan karung goni yang dibasahi, pasir, atau tabung pemadam kebakaran ukuran kecil cukup efektif untuk mengatasi kebakaran (sumber: https://artikel.rumah123.com)
- Banyak kasus kebakaran rumah semakin parah dan merembet cepat akibat terlambat ditangani. Mobil pemadam kebakaran sulit untuk menjangkau lokasi akibat akses yang sulit, tentunya hal tersebut harus diantisipasi. Jangan terlalu banyak memasang portal di perumahan karena menghambat mobilitas mobil pemadam kebakaran.

Demikian artikel ini saya buat, tindakan preventif harus dilakukan agar kelistrikan rumah aman saat kemarau. Hal tersebut tidak hanya melibatkan individu saja, tapi juga lingkungan sekitar. Dan terakhir tentunya selalu berdoa memohon perlindungan kepada Allah Swt agar dihindarkan dari keburukan. Aamiin😇.

Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, inovasi, hukum, manajemen, & sepak bola), kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 1: vickycahyagi.com
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com