Artikel blog ini dibuat dalam rangka memperingati Hari Listrik Nasional tanggal 27 Oktober (bertepatan dengan Hari Blogger Nasional juga) dan mengajak masyarakat (termasuk penulis) untuk lebih peduli terhadap instalasi listrik rumah/gedungnya masing-masing. Sudah saatnya, pemeliharaan instalasi listrik dari pelanggan tidak hanya menjadi tanggung jawab Perusahaan Listrik Negara (PLN), tetapi juga harus ada inisiatif dari pelanggan listrik itu sendiri, menjadi pihak pertama yang mengetahui kondisi instalasi listrik rumah/gedungnya. Contoh kasus kebakaran hebat di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang (salah satunya akibat masalah instalasi listrik) bisa diambil hikmahnya.
Kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang pada tanggal 8 September 2021 mengakibatkan korban tewas sebanyak 49 napi dan 72 napi lainnya mengalami luka-luka. Hal ini membuat banyak pihak menduga ada yang tidak beres dengan Lapas Tangerang sehingga mengakibatkan kebakaran hebat. Untuk langkah awal, Kepala Lapas 1 Tangerang, Victor Teguh, dinonaktifkan untuk mempermudah pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Pengganti sementara, Nirhono Jatmokoadi, dari Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Banten. Kemudian, polisi menetapkan 3 tersangka dari pegawai aktif Lapas Kelas 1 Tangerang berinisial RU, S, dan Y, yang diduga lalai mengakibarkan terjadinya kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang. Namun, ketiga tersangka tersebut belum dinonaktifkan dari pegawai aktif Lapas Kelas 1 Tangerang.
Keterbatasan anggaran dan Sumber Daya Manusia (SDM) dituding menjadi akar masalah secara tidak langsung. Untuk penyebab langsungnya, ada beberapa kemungkinan:
1. Kapasitas di luar kewajaran (sampai 400 %) mengakibatkan banyak napi yang tidak sempat terselamatkan saat kebakaran
2. Korsleting listrik (masalah instalasi listrik yang sudah tua dan lainnya)
3. Usia lapas yang sudah tua
4. Ada bahan bangunan yang mungkin mudah terbakar
5. Kelalaian manusia
6. Ada tindak pidana
Namun, masalah yang dibahas dalam artikel blog kelistrikan ini adalah berkaitan dengan instalasi listrik di Lapas Kelas 1 Tangerang. Setelah diselidiki, ternyata masalah instalasi listrik di Lapas Kelas 1 Tangerang cukup kompleks, meliputi:
1. Usia instalasi listrik sudah tua, dibuat 40 tahun yang lalu dan minim perawatan berkala. Idealnya permeriksaan instalasi listrik secara keseluruhan dilakukan tiap 5 tahun sekali. Diduga hal tersebut tidak dilakukan oleh pengelola Lapas Kelas 1 Tangerang atau mungkin pemeriksaan hanya 10 tahun sekali, itupun pemeriksaan ala kadarnya saja dan tidak menjadi prioritas
2. Instalasi listrik tidak sesuai peruntukannya
Idealnya, instalasi listrik sesuai peruntukannya. Jangan sampai ada kelebihan beban akibat pemakaian di luar batas kewajaran. Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam mengungkap adanya dugaan penggunaan instalasi listrik bukan untuk peruntukannya, yaitu diakali untuk penggunaan ponsel napi. Seperti diketahui colokan listrik di lapas Tangerang sangat terbatas jika dibandingkan jumlah napi. Sehingga, sering terjadi rebutan colokan listrik. Solusi (yang sebetulnya membahayakan) ya dengan mengakali instalasi listrik. Jika benar ini terjadi, apakah ada keterlibatan orang dalam?
3. Lapas tidak memiliki pegawai khusus kelistrikan. Ini harus menjadi perhatian pemerintah ke depannya agar lapas memiliki pegawai khusus kelistrikan dan tidak hanya berfokus pada perekrutan sipir penjara saja.
Solusi
1. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan harus bekerja sama lebih intens lagi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun perusahaan swasta di bidang kelistrikan untuk meminta bantuan audit dan pemeriksaan berkala soal kelistrikan di lapas. Tempatkan pegawai khusus yang mengerti soal kelistrikan lapas di bagian internal lapas. Idealnya pemeriksaan instalasi listrik secara keseluruhan dilakukan setiap 5 tahun sekali
2. Pemeriksaan instalasi listrik berkaitan dengan bangunan lapasnya juga, karena banyak kabel yang berada di dalam tembok bangunan yang sudah tua. Jangan sampai kabel tersebut sulit dijangkau dan diperbaiki akibat terhalang tembok yang sulit dibobok. Baik instalasi listrik maupun bangunannya harus diperiksa secara berkala. Konsep bangunan yang kokoh dan modern pada lapas tentunya tidak boleh mempersulit pemeriksaan instalasi listrik. Hal-hal lain yang harus diperhatikan:
- Kabel harus sesuai standar nasional
- Penyambungan kabel juga harus sesuai ketentuan, tidak boleh asal-asalan, instalasi listrik harus aman dari rembesan air dan gigitan hewan pengerat
- Perhatikan juga kebocoran gas dan ketersediaan ventilasi
- Jangan sekali-kali menggunakan isolasi biasa untuk membungkus kabel (bukan peruntukannya), melainkan isolasi kabel. Karena isolasi biasa yang membungkus kabel bisa mengakibatkan korsleting listrik.
- Penggunaan instalasi listrik harus sesuai peruntukannya. Misal: jika jumlah steker pada stop kontak yang dipasang melebihi batas kewajaran, maka kabel akan cepat panas. Dari panas tersebut yang terjadi dalam waktu yang relatif lama, maka terminal utama akan meleleh dan mengakibatkan korsleting listrik
3. Setiap lapas perlu dilengkapi peralatan sistem deteksi dini asap, api, kebocoran gas, dan masalah kelistrikan
4. Pengawasan terhadap napi harus ditingkatkan, khususnya napi yang berniat mengakali instalasi listrik untuk kepentingan pribadi. Jika perlu, perangkat Closed Circuit Television (CCTV) ditambah di tempat yang rawan penyalahgunaan instalasi listrik
5. Kualitas dan integritas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola lapas harus ditingkatkan. Tidak boleh ada lagi kongkalikong (kolusi) antara napi dengan petugas untuk kepentingan pribadi tapi merugikan banyak pihak
6. Kapasitas lapas harus sesuai dan tidak boleh berlebihan
7. Napi dan sipir penjara sebaiknya dibekali ilmu saat menghadapi situasi gawat seperti kebakaran hebat di dalam lapas
8. Semua saran di atas tentunya membutuhkan anggaran khusus dari pemerintah. Tapi, lebih baik keluar anggaran besar daripada kejadian kebakaran hebat berulang dan membutuhkan anggaran yang jauh lebih besar lagi.
![]() |
Prinsipnya (Dengan Dalih Keterbatasan Anggaran): Lebih Baik Terlambat daripada Tidak Sama Sekali.... Foto: CNN Indonesia |
Silakan mampir juga ke blog saya yang pertama (tentang hewan, hukum, inovasi, manajemen, & sepak bola), kedua (tentang, kesehatan dan kemanusiaan, full text english), dan keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Ngeri pas lihat berita ini, ngebayangin para korban yang nggak bisa melarikan diri. Pemeriksaan berkala kadang suka dianggap remeh, kayak di kontrakan dekat rumah saya dulu, pas nyaris kebakaran baru diperiksa.
BalasHapusMiris memang. Apalagi kalau alasannya keterbatasan anggaran. Sementara ketika sudah kejadian dan mungkin merembet ke tetangga kiri kanan justru membutuhkan biaya yang lebih besar. Termasuk di rumah kontrakan dan kos kosan, memang perawatan instalasi listrik kurang diperhatikan
HapusSaya mencermati bagian Penggunaan instalasi listrik harus sesuai peruntukannya. Terutama bagian jumlah steker pada stop kontak yang dipasang melebihi batas kewajaran,ini secara tak sadar sering kita lakukan.
BalasHapusDan enteng dilakukan tanpa mikir bahayanya.
Betul. Biasanya kalau di kosan untuk 2 orang tapi ditempati lebih 5 orang, maka kebutuhan listriknya pun idealnya harus diperhatikan dan mungkin ditambah. Bukan malah dipaksakan
Hapuspetugas yg fokus untuk menangani urusan listrik ternyata perlu banget ya dan jangan sampai disepelekan
BalasHapusbahaya dan ngeri sih memang kecelakaan akibat listrik tuh bisa sampe kebakaran dan memakan korban juga
Betul. Di lapas tersebut, pegawainya hanya sibuk dan ditugaskan mengawasi narapidana Tidak ada yang paham kelistrikan
HapusSharing yg sangat bermanfaat pak. Tidak hanya utk lapas namun semua hunian wajib memperhatikan masalah listrik ya pak. Miris juga ya dengan berita kebakaran di lapas beberapa bulan lalu. Semoga ke depannya pemerintah lebih memperhatikan kondisi lapas
BalasHapusBetul. Sebenarnya artikel ini bukan hanya untuk pengelola lapas, tapi juga setiap pelanggan listrik yang harus memperhatikan perawatan instalasi listrik rumahnya
HapusListrik itu sangat bermanfaat, tetapi kalau ada yang salah dalam pengelolaannya bisa jadi musuh yang menerkam tanpa ampun.
BalasHapusBetul. Sama halnya dengan air dan api. Ketika mereka mengamuk maka terjadilah bencana seperti banjir dan kebakaran. Bisa jadi akibat ulah manusia juga
HapusSemestinya hal ini mendapatkan perhatian penting bagi pemerintah, jumlah penghuni lapas yang berlebih dan usia gedung juga instalasi listrik yang sudah tua, sudah gak layak menurut saya. Haduh gak kebayang deh perasaan anggota keluarga para napi menghadapi hal ini :(
BalasHapusBetul. Perlu audit secara menyeluruh, jangan-jangan perawatan instalasi listrik lapas lainnya juga kurang baik
HapusTurut prihatin atas musibah yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang. Sebagai lembaga yang di dalamnya terdapat banyak orang yang tinggal di sana, semestinya pemeliharaan dan perawatan listrik memang menjadi prioritas. Adakalanya usia tua kalau selama ini dirawat dan dipelihara dengan baik, akan meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan listrik.
BalasHapusBetul. Memang usia tua gedung, instalasi listrik, serta perawatan berkala menjadi masalah juga
HapusBeberapa bulan kemarin saya dan suami sedang mempelajari panel surya hemat lho kemarin sih baru ujicoba beli buat kalau camping
BalasHapusMenarik juga tentang panel surya ini. Memang inovasi ini mahal, tapi penggunaan untuk jangka panjang hemat listrik, biaya, dan ramah lingkungan juga. Di samping itu, menggunakan sumber alternatif lain seperti petir misalnya menjadi inovasi yang patut dikembangkan. Thx
HapusMuy interesante te mando un beso
BalasHapusGracias por la apreciación
HapusDi negara kita setelah ada kejadian yang viral baru diperhatikan hehe.. Miris memang ketika perawatan instalasi listrik tidak menjadi prioritas. Artikel yang bermanfaat
BalasHapusBetul. Padahal jika sudah kejadian malah membutuhkan anggaran yang lebih besar untuk pemulihannya
HapusI tried to use the translator on this page and translate your article in every language I speak but it wasn't possible. I realize from the photos it was a very nasty incident, I only hope people weren't harmed. I wish you all the best and may you stay well and sound.
BalasHapusGoogle translate is actually available for web view. For mobile display, I'm sorry, I'm still confused about the settings. Back on topic, this article is about fires in prisons in Tangerang, Indonesia, possibly due to electrical installation problems, overcapacity, and more. You too, stay safe and healthy. Thx
Hapusmasalah instalasi listrik lapas ini sepertinya bukan menjadi prioritas akibat keterbatasan anggaran. Tentunya perlu melibatkan lintas kementerian untuk mengatasinya
BalasHapusBisa jadi. namun dengan keterbatasan anggaran seharusnya ada solusi lain
HapusBuona serata.
BalasHapusBuona notte anche a te
HapusGrazie per essere passato da me. Ciao
BalasHapusprego
HapusPenyebab kebakaran dari listrik itu banyak juga ya.
BalasHapusDari situ jadi pelajaran juga sih untuk hati-hati agar tidak terjadi masalah korsleting
Betul. Terkadang sering diabaikan karena dianggap tidak penting dan bukan urusan pemilik rumah/gedung. Padahal perawatan pertama ya harus dari pemiliknya
HapusSudah sepatutnya tidak mengandalkan pihak lapas, tapi juga pihak PLN dan lainnya ikut membantu
BalasHapusSetuju. Dan tidak saling menyalahkan kalau sudah kejadian kebakaran
HapusYa sepertinya sih memang harus mengandalkan pihak PLN ya Pak, jangan hanya pihak lapas.
BalasHapusKarena butuh banget instalasi yang lebih safety buat di sana, kebayang kalau terjadi kebakaran, sementara nggak semua orang bisa leluasa keluar dengan bebas.
Betul. Tapi tetap pihak pertama yang harus berinisiatif untuk melakukan perawatan instalasi listrik adalah pengelola lapas. Perlu kerja sama intinya. Thx
HapusMungkin pada rebutan colokan listrik buat ngecaz hape jadi konslet dan mengakibatkan kebakaran kali ya? 😂
BalasHapusTapi bisa jadi karena sudah tua usianya, udah 40 tahun dan pemeriksaan secara berkala hanya alakadarnya bisa jadi penyebab kebakaran.
Btw, tapi emang napi boleh main hape di lapas ya sampai rebutan colokan? 🤔
Akar masalahnya anggaran sepertinya, kalau udah gitu perawatan instalasi listrik bukan prioritas. Nah itu dia, apa ada napi yang diistimewakan? Rebutan colokan padahala daya listrik terbatas. Overload memang menimbukan maslah yang kompleks
HapusMiris memang atas kejadian dilapas Tangerang... Listrik sangat dibutuhkan dilembaga tersebut bahkan bisa Full digunakan. Akan tetapi sepertinya pengelola meremehkan Instalasi listrik tersebut yang memang perlu pengontrolan secara intensive.
BalasHapusLucunya lagi pas kebakaran baru menyalahkan bahwa itu kosletring listrik. Padahal sebelumnya sengaja atau tidak sengaja semua itu selalu diremehkan sebelumnya.
Memang dengan dalih keterbatasan anggaran, jadi masalah instalasi listrik tidak diprioritaskan. Belum lagi ada rebutan listrik juga untuk kepentingan pribadi napi dan kapasitas overload. Thx opininya
Hapussetuju, sedikit2 konsleting. apa ya engak ada maintenance or perawatan sampai ada konsleting?
Hapuskrn konslet beda sama bencana gempa, klo gempa memang faktor alam, kalau konslet setahu saya ya krn kurang perawatan
Memang perawatan berkala butuh biaya. Ini mungkin akar masalahnya. Tapi, setelah terjadi kebakaran, justru mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi. Betul, ini masuknya kelalaian bukan force majeure seperti akibat bencana alam, walau yang disalahkan petugas sipir, tapi pemimpin lapas dan di atasnya juga harus bertanggung jawab
Hapusharusnya insiden seperti ini tidak terjadi. Kan jadi tragedi karena harusnya listrik itu kebutuhan yang aman di pergunakan oleh masyarakat. Safety harus jadi jaminan juga dong. Dan lagian kita menggunakan jasa itu harusnya satu paket dengan jaminan layanan kesalamatannya.
BalasHapusApa yang terjadi di atas sana, mengapa menganggap remeh kesalamatan dan apa lagi nyawa manusia? Apapun status mereka nyawa manusia sangatlah berharga dan tidak bisa di ganti
Wah baru keliatan mas, semoga tetap sehat dan sukses selalu. Aamiin...Setuju. Di Indonesia akar masalahnya adalah kalau untuk kepentingan bersama biasanya alasannya keterbatasan anggaran karena melibatkan lintas sektor, tapi di sisi lain masih saja ada celah untuk dikorupsi demi kepentingan pribadi dan koneksinya. Harus diakui dari kementerianlah harus lebih tegas, berinisiatif dan berkoordinasi lintas sektor, bukan bekerja sendiri-seniri dan malah saling mengalihkan tanggung jawab
HapusBiasa rutinitas dan kesibukan di dunia mengurus usaha kecil kecilan keluarga he he he...
HapusOh ya saya memang tidak bisa lupa kalau akar masalah pemegang wewenang di atas sana adalah 'korupsi' he he he
Semoga diberikan keberkahan dan kesehatan dalam menjalani rutinitas. Aamiin. Sulit juga kalau yang di atas korupsi, akan dicontoh yang di bawahnya. Biasanya akan saling menutupi. Tapi sekalinya ada yang jujur dibully hehe..
Hapus